KEADAAN bukan PILIHAN, lima puluh yang kau dapat lima puluh lainnya terlepas

Keadaan bukan pilihan, ketika apa yang membuat seseorang tidak lagi menjadi dirinya adalah ketidakmampuannya bertahan dengan segala daya tentang prinsip yang dia anut. 

Suatu tentang seseorang yang sepanjang hidupnya berjuang, dimana hari-hari yang berlalu adalah cara-cara mendapatkan dan bertahan, menjadikan diri bagaikan budak dari semua yang berkuasa, dalam benaknya hanya satu "manusia yang terlahir tidak ada yang kebetulan, semua punya cerita, semua bisa dirubah dan semua boleh menjadi bintang bila dia mau", pada pribadi ini ditemukan bagian type Sanguin Melankolik menurut sebuah buku.

Dalam perjalanan semua tentang keinginannya, semua tentang keindahan yang ada dikuburnya dalam-dalam, melarutkan diri dalam pekerjaan-pekerjaan yang baginya hasil yang diperoleh akan mendamaikan Dunianya, hari siang dan malam tidak mampu dianalisa dengan baik, wajah bajik dan rumit baginya tetap wajah, pembuat dan penjinak tetap manusia, semua harus tertolong, semua harus duduk bersama menyaksikan film telenovela yang dia putarkan.

Pada suatu saat dalam sebuah ungkapan di pagi yang buta dia menulis disebuah dinding "Apapun yang kau perbuat pada dasarnya akan sama, lima puluh yang kau dapat lima puluh lainnya terlepas", saat itu orang biasa melihatnya, kesan yang ada menyampaikan bahwa sang mahluk yang maha bijaksana sedang iseng dalam aksi tulis menulis, kesan yang lain menyampaikan bahwa anak ini mungkin kurang tinta saat masih dini.

Apapun kesan... itulah hidup, begitulah kenyataan yang ada. Seorang yang tidak mengenali diri dengan baik pada akhirnya akan menjadi lipstik yang merona bagi bibir-bibir yang indah, Dan sudah menjadi budaya di negri yang berkembang banyak keinginan yang ingin dicapai, serta banyak cara menjadikan ular bertanduk sungguhan.

Aku yang simpatik dengan cerita ini, duduk di pojokan kantor, segelas air hangat dan sebatang rokok yang enggan bercerita lama-lama, hanya saja jika engkau suka membaca, bacalah aku dengan segenap jiwa ragamu.