Simalungun Rayat
(menari dalam gendang simalungun rayat) |
Simalungun Rayat biasanya disebutkan untuk istilah nyanyian yang mengandung hikayat, keadaan, puji-pujian, harapan, doa dll yang diiringi oleh instrumen musik Gendang Lima Sendalenen.
Dalam tempo irama musik yang biasa dimainkan pada istilah Simalungun Rayat tersebut dikenal juga dengan tempo Simalungun Rayat. Beberapa tempo yang sering dikenal dalam musik instrumen gendang lima sendalenen sbb:
1. Simalungun Rayat
2. Mari-mari
3. Odak-odak
4. Patam-patam
5. Silengguri/Peselukken
Masing-masing urutan tempo tersebut berawal dari tempo yang pelan sampai kepada tempo yang cepat yaitu pada tempo (Silengguri/Peselukken), dalam menyanyi pada istilah Simalungun Rayat yang dimaksud biasanya dinyanyikan hingga selesai pada irama tempo Simalungun Rayat, sehingga hal ini juga turut mendasari mengapa nyanyian yang mengandung hikayat, keadaan, puji-pujian, harapan, doa dll dikenal dengan istilah Simalungun Rayat.
Hal yang serupa dengan Simalungun Rayat biasa juga disebutkan Lagu
Pasu-pasu karena identik dengan harapan dan doa-doa yang dilantunkan
agar khalayak turut mendoakan kepada hal-hal baik, sedangkan Nuri-nuri
yang artinya bercerita lebih identik dengan menguraikan hikayat seperti
sastra lisan Karo Katoneng-katoneng dan Erbilang-bilang yang memiliki kecendrungan nuansa
kesedihan pada seseorang yang meninggal dunia.
Demikian juga Simalungun Rayat dalam pelafalan Simelungun Rayat yang arti dalam bahasa Karonya berarti Sisepi Rakyat - Kesepian Rakyat.
Dalam menyanyikan lagu Simalungun Rayat seorang Perkolong-kolong (artis Karo) biasanya menguraikan hal ikhwal tentang sesuatu keadaan yang sedang diacarakan, dalam keadaan tersebut seorang perkolong-kolong biasanya terlebih dahulu menggali cerita dari pihak yang terkait juga khalayak untuk dapat membawa nyanyian yang mampu menyentuh perasaan terdalam yang terkadang tidak diungkapkan. Tak jarang pendengar yang menghayati lantunan tersebut akan larut terbawa emosi.
Dalam eksistensinya saat ini Simalungun Rayat sudah sangat jarang terlihat dalam perkembangan Adat Budaya Karo. Dalam segi kegunaannya dalam menyampaikan petuah, hikayat, keadaan, puji-pujian, harapan, doa dll dalam setiap kegiatan acara diantaranya merupakan kebutuhan dalam memperkaya khasanah makna dalam sebuah acara. Salah satu faktor penyebab dewasa ini adalah faktor waktu dimana kesibukan menjadi sebuah tuntutan bagaimana acara-acara adat lebih dioptimalkan, seperti pesta adat pernikahan yang pada zaman dahulu dapat berlangsung minimal 2 (dua) hari, pasca ini sudah dapat dirampingkan bisa selesai dalam sehari. Tidak dapat dipungkiri Adat Budaya suatu daerah akan selalu berkembang dipengaruhi keadaan dan tuntutan zaman.
Lagu Simalungun Rayat.
1. Simalungun Rayat Nuri-nuri Ndauh Tuhu Simantedehenken - Inget Usur Kuta Kemulihen.
2. Simalungun Rayat Nuri-nuri La Gia Aku Reh Natap-natap Nge Pertendinku Nina Mama.
Komentar
Posting Komentar